Review 20 jurnal

 Nama : - Muhammad Rifky Mahaputraku D

              - Nursamsul Fajri

               

Review 20 Jurnal Teori Ferdinand De Saussure



Jurnal 1   

Judul : Penerapan bahasa sunda pada daerah Jawa Barat 

Objek : bahasa Sunda

Metode : kualitatatif

Analisis : dalam analisis yang dikemukakan oleh Ferdinana De saussure,bahasa daerah adalah tanda dimana di situ terdapat daerah dan budaya yang di bentuk oleh beberapa manusia.Contoh seperti bahasa Sunda yang di terapkan di daerah Jawa Barat, bahasa sunda memberikan tanda dalam sejarah bahasa Melayu-Polinesia yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Astronesia.Dari hal itu dalam proses perkembangannya bahasa sunda tercipta dan dipakai dalam bahasa keseharian di daerah Jawa Barat sebagai petanda alat untuk bersosialisasi di daera Jawa Barat dan juga sebagai petanda budaya.

Kesimpulan : bahasa adalah cara manusia untuk bersosialisasi,dan dalam bahasa terdapat macam-macam bahasanya dan keunikan bahasa itu sendiri,terutama pada bahasa daerah yang memiliki logat dan aksen yang sangat terdengar begitu beda dengan bahasa umum,contohnya bahasa sunda bahasa yang kebanyakan dipakai di daerah Jawa Barat sebagai penanda bahawa itu daerah dan budayanya.


Jurnal 2

Judul : Analisis semiotika pada film "Soekarno" pada teori Ferdinand De Saussure

Objek : film yang berjudul Soekarno

Metode : Pendekatan Kualitatif

Analisis : pada film Soekarno ini menceritakan tentang geografi hidup dan tentunya keadaaan Indonesia pada masa menuju kemerdekaan.Soekarni merupakan presiden Indonesia yang pertama yaitu merupakan bapak proklamasi ia lah yang memerdekakan Indonesia dengan tokoh pejuang lainnya.Sosok Soekarno memiliki tempat tersendiri bagu masyarakat Indonesia dan memberikan banyak teladan bagi bangsa,banyak tenaga,pemikiran,bahkan jiwa di pertaruhkan oleh Soekarno untuk Indonesia yang di tuangkan pada film ini,mulai dari melawan penjajahan sampai membangun bangsa ini menjadi seperti sekarang.

Kesimpulan : pada film ini banyak sekali pembelajaran dan pesan moral yang kita bisa ambil,yang kita bisa terapkan di kehidupan sehari-hari sebagai penanda dan pertanda yang terdapat teori Ferdinand De Saussure,seperti perjuangan,kesabaran,ketekunan,kerja keras,gotong royong,kesatuan dan kerja sama yang bisa diijadikan petanda dalam kegiatan beresosialisasi.


Jurnal 3 

Judul : Analisis semiotika pada film "5 cm" pada teori Ferdinand De Saussure

Objek : film yang berjudul 5 cm

Metode : kualitatif deskriptif

Analisis : film ini menceritakan hubungan pertemanan 5 individu ,yang masing-masing mempunyai karakternya sendiri tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu mendaki gunung Mahameru bersama-sama.Sebuah perjalanan penuh impian dan tantangan untuk mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi pulau jawa.

Kesimpulan: segala rintangan dapat mereka hadapi dengan bersama-sama,disini telah menunjukan situasi sosial pada kejadian itu bahwa hubungan,komunikasi serta tolong-menolong adalah bentuk sosial yang dapat kita terapkan.


Jurnal 4

Judul : Analisis semiotika pada film "Batman" pada teori Ferdinand De Saussure

Objek : Film yang berjudul Batman

Metode : Kualitatif

Analisis : pada film Batman terdapat banyak sekali penjahat,terdapat kota yang bernama Gotham kota yang disebut kota yang tidak pernah tidur.Dengan kriminalitas yang sangat tinggi dan disitulah tugas batman untuk melindungi para sipil yang ada di gotham city.Batman memberi tahu dan memperingatkan pada para pelaku kriminal agar segara menghentikan tindakannya dan berhati-hati saat ada sinyal logo kelalawar di atas langit yang di pancarkan oleh batman melalui cahaya lampu tembak sebagai peringatan.

Kesimpulan : pada sinyal logo batman diartikan sebagai penanda atau simbol agar para pelaku kejahatan segara membatalkan aksinya.


Jurnal 5

Judul : Analisis semiotika pada film "Upin dan Ipin" pada teori Ferdinand De Saussure

Objek : Film yang berjudul Upin dan Ipin

Metode : Kualitatif deskriptif

Analisis : pada serial Upin dan Ipin menggambarkan seorang anak yatim piatu sejak kecil,yang dimana mereka hidup dengan seorang kakak perempuan dan nenek.Mereka menjalanni kehidupannya dengan rasa penuh bahagai dan bersyukur karna di kelilingi dengan lingkungan yang positif dan penuh kebahagiaan banyak sekali orang-orang yang menyayangi mereka.

Kesimpulan : lingkungan yang baik dan positif membawakan kita kehidupan yang sangat bahagia begitupun dengan cara kita bersosialisasi.


Jurnal 6 


Judul              : Analisis Semiotika De Saussure dalam Iklan Khong Guan

Objek              : Iklan Khong Guan

Metode           : Kualitatif

Analisis           : Di dalam iklan tersebut dapat dikatakan bahwa, makna yang ingin disampaikan kepada masyarakat bahwa dengan biskuit Khong Guan dapat menjaga tali silahturahmi sehingga dapat mempersatukan hubungan bersama keluarga dan juga teman-teman. Selain itu, biskuit Khong Guan ini dapat memberikan kebahagiaan bagi setiap orang yang menikmati biskuit tersebut bersama keluarga.

Kesimpulan    : Di analisis menggunakan teori semiotika De Saussure yakni di dalam iklan tersebut memiliki tanda yang menandakan bahwasannya biskuit Khong Guan merupakan simbol biskuit yang wajib dimiliki saat bulan Ramadhan. Sehingga dari tahun ke tahun Khong Guan tetap konsisten bahwa akan selalu menjadi biskuit lebaran keluarga guna mempererat tali silahturahmi.


Jurnal 7

 

Judul              : Analisis Semiotika Iklan Layanan Pencegahan Narkoba

Objek              : Iklan Layanan Pencegahan Narkoba

Metode           : Kualitatif

Analisis           : memahami  bahaya  yang  timbul  dari  penya lahgunaan   narkoba   karena   peserta   didik sangat diharapkan untuk bisa menjadi generasi  penerus  bangsa (Mardin  et  al. 2022). Beberapa  program  edukasi  juga  perlu  diterapkan  di  lingkungan  sekolah  seperti peer educator atau  konseler  sebaya  yang  berperan  sebagai  pembicara  tentang  edukasi  dan pendengar  untuk  temannya  dalam  menangani   masalah   serta   memberikan   solusi supaya   tidak   terjerumus   penyalahgunaan narkoba.  Bersama  dengan  konseler  sebaya, guru  BK  juga  berperan  sebagai  pendengar yang terbuka terhadap permasalahan siswasiswi  serta  tanggap dalam  menangani  pencegahan  narkoba.  Selain  itu,  sekolah  juga dapat  melakukan  kerja  sama  dengan  pihak BNN  dan  kepolisian  untuk  melakukan  sidak serta  tes  urin  sebagai  bentuk  pencegahan narkoba  pada  lingkungan  sekolah (Fitriana, 2019)

 Kesimpulan    : Pesan bahayanya narkoba dalam Iklan Layanan Masyarakat (ILM) Stop Narkoba: “Kita Udah  Gak  Bisa  Bareng  Lagi”  berdasarkan analisis   semiotika   Ferdinand   De   Saussure dengan  menggunakan  tanda signifeddan signifer menunjukkan bahwa pengguna narkoba  akan  merasakan  dampak  negatif,  seperti  kerusakan  mental,  fisik  yang  menye babkannya dijauhi oleh orang- orang sekitarnya,  termasuk  keluarga  terdekat  dan  orang tua. Dengan dampak tersebut pemakai akan merasakan  stres  yang  dapat  menyebabkan melakukan bunuh diri.


Jurnal 8

Judul : Representasi Islam Pada IKlan BNI Sayriah 

Objek             : IKLAN BNI SYARIAH

Metode           : Kualitatif

Analisi                        : Nilai Islam terbagi tiga yaitu nilai Aqidah, ibadah, dan ahlak. Dari analisis semiotika Ferdinand de Saussure tersebut penulis menemukan nilai Islam pada iklan BNI Syariah “Hasanah Titik!”.

Kesimpulan    : Setelah selesai mengamati dan menganalisa pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil pada skripsi mengacu pada pembahasan yang ada yakni. Ternyata pada iklan BNI Syariah terdapat nilai aqidah, ibadah, dan akhlak. Dari 10 scene representasi yang peneliti tentukan pada iklan BNI Syariah ”Hasanah Titik!” ternyata yang lebih banyak direpresentasikan adalah nilai akhlak dari pada merepresentasikan nilai aqidah dan ibadah. Sesuai dengan tema iklan mareka yaitu “Hasanah Titik!”, ini berkaitan dengan sikap dan perilaku.


Jurnal 9 


Judul: Analisis Semiotik Film Dunkirk menggunakan Teori Ferdinand de Saussure

Objek: Film Dunkirk

Metode: metode pendekatan kualitatif

Analisis: Menggunakan analisis semiotika Ferdinand de Saussure yang dikhususkan pada penanda (signifier) ​​dan petanda (signified) yang muncul dari film “Dunkirk”.                               

Kesimpulan: Film ini merupakan karya seni yang layak diapresiasi karena berhasil menyajikan kisah sejarah dengan gaya sinematik yang unik dan realistis. Film ini juga berhasil menyampaikan pesan moral tentang pentingnya kerjasama, pengorbanan, dan keberanian dalam menghadapi situasi sulit.


Jurnal 10


Judul: Analisis Semiotika Makna Motivasi Lirik Lagu ”Laskar Pelangi” Karya Nidji

Objek: Lirik lagu “Laskar Pelangi”

Metode: pendekatan kualitatif

Analisis: menganalisis makna motivasi pada lirik lagu Laskar Pelangi, dengan menggunakan teori semiotika Saussure yakni penanda dan pertanda. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah lirik yang terkandung dalam lagu “Laskar Pelangi” karya Nidji. Jadi, dalam penelitian ini yang menjadi penanda (signifier) adalah lirik lagu “Laskar Pelangi”, petandanya adalah merupakan hasil dari pemaknaan lirik tersebut.

Kesimpulan: peneliti menemukan makna dalam lirik lagu Nidji yaitu makna pesan Motivasi yang terdapat dalam lirik lagu berjudul “Laskar Pelangi”. Peneliti menemukan adanya cerita dibalik lirik lagu tersebut, tentunya bercerita tentang motivasi dalam menggapai mimpi, motivasi yan tercermin dari bait pertama yang menceritakan tentang bahwa mimpi, angan-angan yang dicita-citakan adalah kunci atau alat yang digunakan untuk membuka harapan-harapan menaklukkan dunia.


Jurnal 11


Judul : ANALISIS WACANA ATAS FILM REMAJA INDONESIA TAHUN 1970-2000-AN 

Objek : Film Remaja Indonesia

Metode : Dengan menggunakan model analisis wacana kritis dari Norman Fairclough, kajian mendalam terhadap kedelapan film tersebut menunjukkan adanya persamaan modifikasi dan juga perbedaan konstruksi konsep diri remaja dari dekade ke dekade khususnya melalui wacana remaja baik-baik versus remaja nakal, pencarian role model serta wacana tentang gaya hidup remaja. 

Analisis : Film merupakan sistem representasi yang bisa menjadi jendela untuk melihat dinamika kehidupan masyarakat pada kurun waktu ketika film dibuat

Kesimpulan : Tulisan ini merupakan kajian tentang teks film yang bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan bagaimana konsep diri remaja dalam konteks masyarakat Indonesia dikonstruksi dan diwacanakan melalui citra dan narasi film. 


Jurnal 12


Judul : INDUSTRI FILM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI INDUSTRI KREATIF INDONESIA

Objek : industri film Indonesia pasca reformasi

Metode : proses kreativitas dan kekayaan intelektual untuk menggambarkan industri kreatif. 

Analisis : Tulisan ini menjelaskan tentang industri film Indonesia pasca reformasi sebagai salah satu sub-sektor industri kreatif. Industri kreatif dianggap banyak memberikan sumbangsih positif terhadap pembangunan sebuah kota bahkan negara dalam hal peningkatan pasar 

dan ekonomi global. Industri kreatif memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Industri film dunia sendiri mampu memperoleh pendapatan hingga $10,162,657,657 (sekitar 980 triliun rupiah), dengan penjualan tiket mencapai 1.276.715.780 buah, dan jumlah penonton bioskop yang mencapai lebih dari 700 juta orang.

Kesimpulan : Industri film Indonesia sebagai bagian dari sub-sektor industri kreatif dapat dipetakan melalui konsep rantai manajemen yang terdiri dari rantai produksi, distribusi dan eksibisi. 


Jurnal 13


Judul : Korupsi dalam Film Indonesia

Objek : Korupsi

Metode : Menggunakan metode analisis naratif dengan melihat unsur naratif, struktur naratif, analisis model aktan dan oposisi segi empat Algirdas Greimas, penelitian ini menemukan bahwa korupsi dinarasikan sebagai gangguan dan penghambat. 

Analisis : Korupsi sudah mengakar dan melembaga hingga lingkungan terkecil kita. Kampanye untuk melawannya datang dari berbagai pihak melalui beragam sarana. Penelitian ini melihat kampanye Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui fi lm “Kita Versus Korupsi”.

Kesimpulan : Semakin modern dan berorientasi kota suatu masyarakat, semakin mereka menganggap tindakan suap, korupsi dan ketidakjujuran sebagai tindakan yang wajar. Sebaliknya, semakin kuno dan berorientasi desa suatu masyarakat, semakin mereka menganggap korupsi sebagai hal tabu yang harus dihindari. 


Jurnal 14


Judul : KONTEN KEKERASAN DALAM FILM INDONESIA ANAK TERLARIS TAHUN 2009-2011

Objek : Cerita film anak berpusat pada kehidupan anak-anak dan karakter utamanya diperankan oleh anak-anak 

Metode : Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi kuantitatif. Indikator yang dipakai untuk pengukuran penelitian adalah kategori kekerasan milik Thomas Santoso.

Analisis : Film Indonesia anak mengalami peningkatan yang pesat hingga 300 persen, tetapi justru dalam film untuk anak ditemukan kekerasan. Peneliti tertarik mengetahui kekerasan apa yang dominan dalam film layar lebar Indonesia anak. Film Indonesia Anak merupakan film Indonesia yang mengandung cerita tentang pencapaian, petualangan, komedi, dan drama dan ditujukan untuk membentuk standart moral tinggi dan juga menghibur.

Kesimpulan : Dari temuan-temuan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa film-film layar lebar Indonesia untuk anak-anak mengandung banyak kekerasan. Dalam 

keseluruhan film kekerasan yang paling menonjol adalah kekerasan psikologis dan setelahnya kekerasan fisik.


Jurnal 15 


Judul : PENGARUH PRODUCT PLACEMENT PADA FILM INDONESIA TERHADAP BRAND AWARENESS DAN PURCHASE INTENTION MASYARAKAT SURABAYA

Objek : product placement pada film Indonesia

Metode : Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisis kuantatif dengan metode path analysis.

Analisis : Product placement merupakan perkembangan strategi marketing yang tidak lagi menggunakan iklan 

konvensional, namun mengikuti perkembangan media komunikasi masa yang adalah media yang bergerak atau bersuara seperti radio, televisi, internet, dan media digital lainnya. Perfilman Indonesia mengalami masa keemasan hingga 30 juta penonton, dan melesatnya animo penonton tidak lepas dari kualitas film yang dihasilkan. Dapat dikatakan bahwa product placement memberikan cara-cara alternatif untuk mengekspos produknya melalui suatu medium dimana audience-nya cenderung mau untuk menerimanya, terutama di Indonesia.

Kesimpulan : Adanya pengaruh positif dan signifikan antara product placement pada film Indonesia terhadap 

brand awareness masyarakat Surabaya. Hasil inner weight untuk jalur pengaruh product placement terhadap brand awareness diperoleh nilai koefisien sebesar 0,538 dengan nilai T-statistics sebesar 6,676 yang lebih besar dari ketetapan 1,96. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan semakin baik dari sebuah penempatan produk pada film Indonesia maka brand awareness yang ditunjukan oleh warga Surabaya juga akan semakin tinggi.


Jurnal 16


Judul : POLIGAMI DALAM FILM

(ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN 2006-2009)

Objek : Film Berbagi Suami (2006), Ayat-Ayat Cinta (2008), dan Perempuan Berkalung Sorban (2009) merupakan tiga film Indonesia yang menceritakan kehidupan poligami dengan alasan yang ber beda-beda. 

Metode : Metode ini membandingkan antara wacana apa yang muncul di media dan di khalayak.

Analisis : Film Berbagi Suami (2006), Ayat-Ayat Cinta (2008), dan Perempuan Berkalung Sorban (2009) merupakan tiga film Indonesia yang menceritakan kehidupan poligami dengan alasan yang berbeda-beda. Ketiga film ini menceritakan bagaimana perempuan dan laki-laki memutuskan poligami karena alasan-alasan tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana resepsi audiens terhadap alasan poligami dalam ketiga film Indonesia tahun 2006-2009. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode analisis resepsi. Analisis resepsi merupakan metode yang digunakan untuk mengkaji khalayak. 

Kesimpulan : Hasil wawancara informan terhadap alasan poligami dalam film Indonesia tahun 2006-2009, secara umum dapat disimpulkan bahwa tiga informan dengan afiliasi agama Islam berada dalam posisi dominanthegemonic. Sedangkan tiga informan berlatar belakang agama Katolik pada posisi Oppositional. Namun di beberapa adegan juga ada informan yang berada pada 

posisi negotiated.


Jurnal 17

Judul : Konstruksi Feminisme dalam Film Indonesia 

(Analisis Wacana Kritis Konstruksi Feminisme dalam Film Indonesia Karya Sutradara Nia Dinata)

Objek : Ca Bau Kan, Berbagi Suami, Arisan, dan Perempuan Punya Cerita, segmen Cerita Cibinong.

Metode : metode analisis wacana kritis, dengan mengadopsi model Sara Mills.

Analisis : Film, sebagai salah satu media komunikasi massa, sekaligus produk budaya populer, dipercaya mempunyai andil besar dalam mengkonstruksi segala berbagai realitas. Sehingga, muncullah istilah realitas media. Realitas media tersebut seringkali berupa simbol-simbol atau tanda-tanda tertentu yang terdapat dalam isi dari produk suatu media massa. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa realitas media adalah simbol-simbol yang terdapat dalam isi dari suatu produk media (Bungin, 2007).

Kesimpulan : Dalam hubungannya dengan konstruksi feminisme, film sebagai produk budaya massa hendaknya semakin menampilkan hal-hal yang mampu mendorong 

timbulnya konstruksi yang positif terhadap konsep feminisme. Selain itu, film-film yang menjadi objek dalam penelitian ini disutradari oleh sutradara perempuan, sehingga unsur subjektivitas masih dimungkinkan memegang peranan dalam rangka melakukan konstruksi konsep feminisme. 


Jurnal 18


Judul : ANALISIS SEMIOTIKA DAN PESAN MORAL

PADA FILM IMPERFECT 2019 KARYA ERNEST PRAKASA

Objek : aspek objek teori semiotika milik Charles Sanders Pierece yaitu terdiri dari dimensi Ikon, Indeks, dan Simbol dan juga terdapat pesan moral yang dikaji melalui konsep moral Burhan Nurgiyantoro.

Metode : Teknik pengumpulan data menggunakan 

wawancara, observasi, dan dokumentasi. 

Analisis : Film adalah alat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak melalui sebuah media cerita. Imperfect adalah sebuah film yang bercerita tentang kisah perjalanan hidup seorang wanita bernama Rara yang diperankan oleh Jessica Mila. Rara adalah seorang gadis yang memiliki tubuh yang gemuk dan berkulit sawo matang yang mencoba melawan bully, body shaming, dan beauty standart. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna yang direpresentasikan film Imperfect Karya Ernest Prakasa, serta mengetahui pesan moral yang ingin disampaikan oleh sutradara dan juga yang didapat oleh penonton film tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Semiotika Charles Sanders Pierece dan konsep pesan moral menurut Burhan Nurgiyantoro. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan paradigma konstruktivisme. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Kesimpulan : Kesimpulannya adalah Ikon berisi para tokoh beserta karakter dalam film. Indeks merupakan sebuah representasi makna yang digambarkan melalui adegan dalam film. Simbol berisi tentang representasi makna melalui adegan dalam film yang memiliki arti yang dapat diterima oleh para penontonnya berdasarkan referensi masyarakat. Selain itu terdapat pesan moral yang dikaji berdasarkan klasifikasi pesan moral menurut Burhan Nurgiyantoro, yaitu moral untuk mensyukuri fisik yang diberikan tuhan, mencintai diri sendiri, dan bagaimana seharusnya kita tidak mengomentari atau menghina fisik orang lain.


Jurnal 19 


Judul : ANALISIS ISI FILM “THE PLATFORM”

Objek : Film The Platform

Metode :  secara kualitatif mengenai pemaparan 

cerita yang disajikan.

Analisis : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pesan yang disampaikan dari sebuah film “The Platform” dengan cara menganalisis isi (content analysis) secara kualitatif mengenai pemaparan 

cerita yang disajikan. Film “The Platform” ini yang bergenre horror fiksi ilmiah sosial yang mendeskripsikan tentang 

seorang relawan yang masuk ke sebuah penjara berbentuk vertikal yang mana di dalamnya terdapat tahanan-tahanan yang serakah. 

Kesimpulan : Mengenai kajian analisis isi (content analysis) yang dilakukan pada film “The Platform” dapat disimpulkan bahwa film dapat dijadikan sebuah medium untuk menyampaikan sebuah pesan tentang penggambaran kehidupan sehari-hari yang mana masyarakat kelas atas dapat melakukan sepuasnya demi kepentingan pribadi sehingga berdampak buruk kepada masyarakat kelas menengah ke bawah atau dengan kata lain disebut juga dengan kapitalis.Pembacaan teks dalam film The Platform ini menggambarkan dominannya peran yang bernama Goreng sebagai seorang relawan yang mendaftarkan diri untuk masuk ke penjara tesebut.



Jurnal 20


Judul : Analisis Semiotika Film ‘?’

Objek : film yang berjudul 

"?‟

Metode : denotasi bersifat langsung, dan dapat disebut 

sebagai gambaran dari suatu petanda.

Analisis : hasil dari apa yang ia temukan dari film tersebut. Berawal dari konflik yang terjadi antara Etnis Tionghoa dengan masyarakat indirin, pencipta ingin hadir dalam film ini dan juga ingin menunjukkan masalah antara Islam dan Kristen.

Kesimpulan : Penelitian mengenai semiotika flm ini bertujuan untuk mengedukasi para penonton agar lebir cermat dan cerdas dalam menerima informasi dan pesan yang disampaikan oleh film tersebut. Untuk menemukan pesan yang disampaikan, peneliti menggunakan teori semiotika milik Roland Barthez dengan tiga tahapannya itu, yaitu denotasi, kontasi, dan mitos.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

MITOS, METAFORA, METONIMI PADA CANDI PRAMBANAN

Mengarungi Mitos dari Sebuah Karya Seni